Rabu, 22 Juni 2016

Ketika temannya dicaci AHOK tetap tenang



Merdeka.com - Tudingan bertubi-tubi dilayangkan ke Teman Ahok. Belum juga tuntas soal aliran Rp 30 miliar, kini Teman Ahok dituduh berbuat curang saat mengumpulkan 1 juta KTP untuk Basuki T Purnama maju independen.


Basuki alias Ahok sempat mencak-mencak ditanya soal aliran duit tersebut, bahkan emosinya tak terkendali sampai mengusir wartawan. Pertama kali isu panas itu dilempar politikus PDIP Junimart Girsang tentang dana jumbo dari pengembang reklamasi ke rekening Teman Ahok.

Tetapi reaksi yang ditimbulkan Ahok kali ini berbeda. Setelah mantan relawan Teman Ahok melempar tudingan, Ahok yang kemarin pagi menghadiri Launching LRT Jakarta, Veledrome Rawamangun dan Equestrian, memilih tak berkomentar.

Baru sore usai Rapat Paripurna Istimewa DKI dalam rangka HUT Ke-489 Kota Jakarta, Ahok mau buka suara. Sambil berjalan dia hanya memberi tanggapan sedikit karena sudah ada agenda lagi di Masjid Fatahillah.

Jika benar ada bayaran untuk kegiatan pengumpulan KTP, Ahok meminta Teman Ahok membuka laporan keuangan baik pemasukan atau pengeluaran. Intonasi suaranya sama sekali tidak meledak-ledak.

"Silakan saja tanya sama mereka (teman Ahok), kan bisa diaudit kok," kata Ahok di Gedung DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (22/6).

Terkait dukungan KTP yang dinilai penuh kebohongan dan perlu diverifikasi secara ketat, Ahok menyebut KTP warga tidak akan dihitung Teman Ahok.

"Itu kan kirim SMS, terima SMS, kalau kamu merasa enggak pernah kirim, kan sekarang lewat notifikasi toh, dan mereka harus jawab," tegas mantan Bupati Belitung Timur ini.

Malam harinya, Ahok kembali hadir dalam acara Resepsi HUT ke-489 Kota Jakarta. Hadir perwakilan dari 52 Duta Besar negara tetangga. Seusai acara, Ahok lagi-lagi kalem menjawab pertanyaan jurnalis.

Ahok mengaku tidak percaya dengan tudingan relawan Teman Ahok menerima aliran dana. "Saya rasa anak-anak itu enggak mungkin (dapat aliran dana) Rp 30 miliar," katanya.

Sambil berkelakar, dia menyebut apabila teman Ahok mendapat suntikan dana sebesar Rp 30 miliar, wajah mereka pasti sudah berubah warna. "Kalau Rp 30 miliar mukanya anak-anak berubah hijau kuning," ujarnya seraya bercanda.

Diakui mantan anggota DPR itu, relawannya memang mendapat bantuan dari sejumlah kolega Ahok. Sebut saja, Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi yang meminjamkan tempat sebagai kantor teman Ahok. Bahkan, rekanan Ahok lain yang menyumbang alat-alat pendukung seperti printer.

"Saya tahu beberapa teman saya bantu kaos. Ada teman saya yang numpangin, pinjamkan komputer. Teman Ahok fair nyumbang 10 ribu baju kaos. Printer semua enggak bayar, dipinjamkan," tegas dia.

Mantan politisi Gerindra ini tidak menampik bahwa di dalam struktur teman Ahok ada orang-orang yang direkrut sebagai pegawai, namun sebagian besar berstatus sebagai relawan.

"Kalau pegawai ada mungkin, tapi beberapa volunteer," pungkas Ahok.

Sebelumnya, sejumlah orang yang mengaku mantan relawan membongkar borok di internal Teman Ahok. Mulai dari proses pengumpulan KTP dukungan untuk calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sampai tidak transparannya laporan keuangan Teman Ahok.

Mereka menyebut sistem kerja Teman Ahok tak ubahnya sebuah perusahaan, bukan perkumpulan relawan. Teman Ahok menerapkan sistem kontrak bagi relawan untuk melakukan kegiatan pengumpulan KTP. Selain kontrak, para relawan yang direkrut juga akan dipaksa mengejar target dengan bayaran tertentu.

Dari pengakuan mantan relawan, setiap penanggung jawab (PJ) kelurahan harus memenuhi target 140 KTP per minggu bila ingin mendapat bonus Rp 500.000. Calon petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seolah tak mau ambil pusing dengan tudingan-tudingan yang diarahkan ke barisan relawannya.

Artikel Terkait

Ketika temannya dicaci AHOK tetap tenang
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email